Assalamu'alaikum
Lima hari yang lalu pada suatu malam, saya sempat
berdiskusi panjang kepada salah seorang tukang parkir di Malioboro tepatnya
didepan Benterng Vredeburg. Topik yang kami bahas bermacam-macam karena kami
berdiskusi dengan beliau beserta beberapa teman saya yang lain. Salah satunya
mengenai carut-marut Pemerintah di Indonesia, pada awalnya sebenarnya kami
mampir hanya untuk minum Wedang Ronde sekalian menunggu teman yang mau
nongkrong bareng pada malam itu, tapi entah bagaimana ceritanya kami membahas
tentang Pemerintah pada malam hari itu.
Beliau ( penjaga parkir ) mengatakan mengenai beberapa
kebijakan yang diambil oleh Pemerintah terhadap negara dan rakyat Indonesia
salah satunya mengenai hasil olahan bumi dan tambang P.T Freeport yang ada di
Irian Jaya/ Papua. Sentak terfikir di benak fikiran saya mengenai hasil bumi
yang sangat luas dari Indonesia, tapi toh tetap saja kita masih Import bahan
makanan dan lain-lain dari luar Indonesia. Misalnya Indonesia Import beras dari
Vietnam dan Thailand. Coba kita cermati bersama, apa yang telah Allah berikan
bagi negeri kita dengan jutaan pulau yang sangat luas, hasil laut yang sangat
melimpah dan hasil bumi yang serba ada. Apalagi kalau hanya mengenai beras,
sungguh Indonesia memiliki hasil bumi akan beras yang melimpah ruah. Tapi yang
menjadi pertanyaan, mengapa Pemerintah masih saja Import beras dari luar
negeri? Alasan yang pernah saya dengar langusung dari Mantan Menteri
Perdagangan ( Marie Elka Pangestu ) dalam live report di salah satu Media Massa
bahwa Indonesia masih kekurangan stok beras untuk beberapa tahun ke depan.
Lantas saya kaget mendengar alasann utama beliau, kenapa masih kurang ya Ibu
Menteri? Padahal Indonesia memiliki penghasil beras yang sangat besar di Dunia.
Bagaimana ini masih tetap Import dari luar, jadi kapan kita bisa menikmati
beras hasil jerih payah rakyat Indonesia sendiri? Beliau ( penjaga parkir )
memberi pendapatnya terhadap sikap Pemerintah yang masih Import bahan makanan
dari luar negeri, beliau berpendapat "Mungkin Pemerintah masih gengsi dan
tidak percaya dengan hasil dari bumi pertiwi ini" dan beliau juga
mengatakan bahwa faktor kebijakan Politik. Sebab itulah kata beliau harga di
pasar terkadang bisa naik sangat tajam apalagi menjelang Ramadhan dan Idul
Fitri. Sudah pasti yang dirugikan pasti masyarakat yang tidak berpenghasilan
tetap seperti saya ini mas ( ujar beliau ).
Membahas topik mengenai P.T Freeport yang berada di
Papua, pendapat saya bahwa Pemerintah hendaknya lebih bijak dan lebih
memperhatikan masyarakat yang berada disekitar lokasi pabrik ini agar tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti beberapa waktu yang lalu mereka
saling bunuh-bunuhan. Karena pembuatan pabrik ini harus ada yang menjadi tumbal
atas keserakahan Pemerintah sampai tewas? Beliau berpendapat bahwa hendaknya
Pemerintah langsung turun ke lokasi kejadian, walapun dia adalah seorang
Presiden. Bagaimana dia bisa membenahi negerinya kalau dia tidak mengetahui
keluh-kesah rakyatnya. Mas-mas, yang memilih beliau ya kami sebagai masyarakat
awam. Kalau lanjutnya seperti ini dari awalnya pasti kami tidak akan memilih
beliau sebagai pemimpin ( ujar beliau ). Sampai sekarang saya masih bingung
bagaimana mengatasi masalah yang terkecil di Negeri ini, apakah sampai sekarang
belum ada yang mampu mengatasinya? Wallahu A'lam.
Best Regard
Ary Sugma Pratama
Wassalam.